Dewasa ini tentulah disadari bersama bahwa perkembangan media makin menjadi bahkan bisa dibilang sangat jauh dari harapan yang diharapkan. Seharusnya masyarakat dapat mengkonsumsinya secara baik dan benar, namun banyak diantaranya yang menyalahgunakan kecanggihan media itu. Sama halnya pada media-media yang lain seperti televisi, radio, koran, majalah, buku, film, VCD, sekarang selalu disuguhi oleh berbagai acara atau program yang tidak realitas, berupa rekaan atau ciptaan manusia semata. Bahkan yang berbau “pornografi” atau ”seksualitas” pun kerap mewarnai media di Indonesia. Padahal media massa itu sendiri memiliki fungsi-fungsi dasar, seperti yang dikemukan oleh Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) adalah fungsi informasi, fungsi hiburan, fungsi persuasi dan fungsi transmisi budaya (Nurudin, 2007: 64).
Selain itu juga media massa memiliki peranan tersendiri yang seharusnya dilaksanakan oleh awak media. Seperti yang dijelaskan oleh Mc Quail dalam bukunya Mass Communication Theories (2000) yang dikutip oleh Hadiono Afdjani, bahwa ada 6 perspektif peranan media yaitu:
1. Media massa sebagai dimana media dipandang sebagai jendela dari peristiwa dan pengalaman diluar sana.
2. Media massa sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection, yaitu dimana media diartikan sebagai cermin dari peristiwa atau realitas sosial di dunia dan merefleksikannya secara apa adanya.
3. Media massa sebagai gatekeeper, yaitu sebagai filter atau penapis informasi yang akan masuk ke ruang publik khalayak atau penonton.
4. Media massa sebagai yaitu sebagai penuntun atau penunjuk jalan.
5. Media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak. Dimana media massa menjadi media untuk mnyalurkan segala informasi, ide, dan lain-lain.
Media massa sebagai yaitu juga sebagai partner atau teman berkomunikasi sehingga berkemungkinan terjadinya komunikasi interaktif.
Jelaslah bahwa media massa memiliki peran dan aturannya sendiri. Pornografi sebagai salah satu penyimpangan pers atau media yang tidak dapat dihindari. Betapa tidak di zaman yang serba canggih dan modern ini, segala aksi pornografi tersebut malah mendapatkan angin segar untuk senantiasa melebarkan sayapnya. Jalan dan fasilitas menuju tindakan tidak bermoral makin marak dan canggih pula. Parahnya lagi, seks dan pornografi selalu dikaitkan dan dihubungkan dengan seorang wanita. Foto, gambar, suara, grafis, tulisan ataupun video rekaman wanita yang telanjang atau semi telanjang yang dapat membangkitkan hawa nafsu birahi.Tindak asusila atau pornografi juga dapat dilihat dari kecanggihan telepon seluler (Ponsel atau HP) yang dapat memuat gambar atau video. Bahkan tak jarang kegiatan yang berbau seks berawal dari HP. Seperti saling berkirim foto atau gambar diri yang terlalu vulgar, saling mengirimi SMS seks dan lain-lain. Selain itu pula sekarang ini sedang marak gejala-gejala yang lebih berani yaitu berfantasi seks melalui SMS atau telepon. Dimana hal ini biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri, pasangan kekasih atau pasangan selingkuh. Kecenderungan mengirim pesan seks atau berfantasi seks melalui ponsel ini makin didukung dengan perkembangan teknologi yaitu sejak lahirnya ponsel generasi ketiga (3G). Ponsel “pintar” ini dilengkapi dengan kamera dan fitur Multimedia Messaging Services (MMS). Dengan ponsel jenis ini pemakai bisa dengan mudah memotret berbagai objek menarik, termasuk objek-objek porno dan erotis, kemudian mengirimkan ke nomor mana saja yang diinginkan.
...........................................
Selengkapnya bisa teman-teman lihat di buku yang telah aku terbitkan bersama teman-temanku.
Nah, kawan tulisan di atas adalah tulisan ku yang bisa kawan-kawan liat di buku hasil karya ku dan teman-teman jurnalistik dan studi media jurusan komunikasi 2007 Universitas Muhammadiyah Malang di samping. Awalnya untuk masuk ke jurusan merupakan suatu keputusan yang membutuhkan cukup "alot". Namun, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil jurusan ini dan di semester V kemarin, aku dan teman-teman ku dengan bimbingan dosen kami Pak Nurudin, terlibat untuk membuat buku yang berisi artikel-artikel yang berhubungan dengan tema besar buku kami yaitu seksualitas dalam globalisasi media. Memang bukan suatu karya yang terbilang cemerlang, tapi dengan adanya buku ini kami cukup bangga. Akhirnya buat buku juga cuy.............!!!
Sumber Pustaka:
Sumber Pustaka:
Bungin, M. Burhan. 2005. Pornomedia: Sosiologi Media, Kontruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Kencana.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Shaffat, Idri. 2008. Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Penyimpangan Pers. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Shaffat, Idri. 2008. Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Penyimpangan Pers. Jakarta: Prestasi Pustaka.
S. Bekti Istiyanto. “Wanita Dalam Gambaran Iklan Televisi Kita”, Makalah Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed.
Hadiono Afdjani. Makalah “Dampak Globalisasi Media Terhadap Masyarakat dan Budaya Indonesia”.
Hadiono Afdjani. Makalah “Dampak Globalisasi Media Terhadap Masyarakat dan Budaya Indonesia”.
Nailul Falah. “Seksualitas Dalam Islam: Perilaku Umat Terhadap Perkembangan Wacana Seksualitas”, Makalah Dosen Bahasa Arab pada Fakultas Dakwah dan Pusat Bahasa, Agama dan Budaya serta dosen Psikologi pada Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Bali Post Online, 28 November 2004
http://citizennews.suaramerdeka.com
http://sensasinikmat.bolgspot.com/2008/04/phone-sex.html
http://sensasinikmat.blogspot.com/2008/04/pornografi-lewat-ponsel.html
http://sensasinikmat.blogspot.com/2008/04/tubuh-perempuan-lahan-bisnis-yang.html
0 komentar:
Posting Komentar